Aksi Kekerasan Kepolisian, IPW menilai Masih Kurangnya Pendidikan Mental

- 15 Oktober 2021, 10:59 WIB
 aksi kekerasan oknum kepolisian yang membanting salah satu mahasiswa dalam penangan demonstrasi di Tangerang, Brigadir NP mengaku siap tanggungjawab
aksi kekerasan oknum kepolisian yang membanting salah satu mahasiswa dalam penangan demonstrasi di Tangerang, Brigadir NP mengaku siap tanggungjawab /Sumber: Istimewa/

Kayong Today - Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menilai kerap terjadinya kekerasan aparat dalam melakukan tindak keamanan karena kurangnya pengalaman dan mental.

Pasalnya, kekerasan oknum Kepolisian yang bebeberapa waktu lalu sempat viral, saat menangani aksi unjuk rasa secara anarkis.

Dalam video yang beredar di media sosial, oknum Kepolisian tersebut menghempas seorang mahasiswa hingga membuat kejang-kejang.

Baca Juga: Dimasa Pandemi Covid-19, Warga Sukadana Bagikan Sarapan Pagi Secara Cuma-Cuma

Untuk itu, kata Santoso banyaknya aparat yang dikerahkan masih usia muda dan belum utuh memahami aturan dalam penanganan aksi demontrasi.

"Karena mereka masih muda, pemahaman mereka terhadap Protap Nomor 1 tentang cara mengatas unjuk rasa anarkis, kemudian tentang Perkap penggunaan kekuatan senjata itu mereka tidak paham prosedurnya," ungkap Santoso dikutip Kayongtoday.com dari Pikiran-rakyat.com, Jumat 15 Oktobr 2021.

Sementara itu, Santoso juga mengingatkan bahwa setiap anggota Kepolisian yang melakukan tugas harus lulus psikotes dan telah melewati pendidikan penanganan massa agar bisa mengendalikan diri.***

 

Editor: Demmy Deriyanto


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x